Kamis, 07 Mei 2015

ANALISIS KEBUTUHAN TERHADAP SUMBER AJAR

ANALISIS KEBUTUHAN TERHADAP SUMBER AJAR

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah: Telaah Kurikulum PAI
DosenPengampu: Abdul Kholiq

                                                                                   
Description: D:\materi kuliah\semester 6\IMG_20150402_112454.jpg

Disusun oleh:
Sochichatul Inayah               (123111147)
Sri Multiani                            (123111148)
Susi Afiarti                             (123111150)
Syamsul Arifin                       (123111151)



FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS NEGERI WALISONGO
 SEMARANG
2015
I.         PENDAHULUAN
Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan  pembelajaran adalah memilih atau menentukan sumber ajar atau sumber belajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Untuk dapat menunjang pembeajaran yang efektif dan efisien maka perlu adanya sumber belajar. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar. Terdapat banyak fungsi yang dapat di hasilkan karena digunakanya sumber belajar didalam proses pembelajaran.
Sebelum menentukan sumber ajar atau sumber belajar, terlebih dahulu kita perlu melakukan analisis kebutuhan terhadap sumber belajar. Hal ini perlu dilakukan agar nantinya sumber belajar yang digunakan oleh siswa benar-benar suatu yang dibutuhkan oleh siswa. Oleh karena pentingnya analisis kebutuhan sumber belajar ini, maka disini penulis akan sedikit membahas tentang analisis kebutuhan terhadap sumber belajar.
II.      RUMUSAN MASALAH
A.       Apa pengertian dan fungsi sumber belajar?
B.       Bagaimana jenis dan klasifikasi sumber belajar?
C.       Bagaimana teknik analisis kebutuhan terhadap sumber belajar?
III.   PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan Fungsi Sumber Belajar
Terdapat beberapa pengertian mengenai sumber belajar yang dikemukakan oleh para praktisi pendidikan, yaitu sebagai berikut:
1.      Sumber belajar adalah sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar sendiri secara individual. (Percival dan Ellington, 1988).[1]
2.      Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dapat dimanfaat dan diperlukan untuk membantu pengajar maupun peserta didik dalam proses pembelajaran. (Munir, 2008).
Sumber belajar berupa bahan belajar adalah rujukan, referensi, atau literatur yang digunakan baik untuk menyusun silabus maupun menyusun buku yang digunakan oleh pengajar dalam mengajar, sehingga ketika menyusun silabus akan terhindar dari kesalahan konsep. Bagi pengajar sumber utama bahan belajar dalam penyusunan silabus adalah buku teks dan buku kurikulum, sumber lainnya seperti hasil-hasil penelitian, buku bacaan dan sebagainya.
Buku dan sumber lain merupakan rujukan. Oleh karena itu pembelajaran tidak hanya menggantungkan diri dari buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan. Mengajar bukanlah menyelesaikan penyajian suatu buku, melainkan membantu peserta didik mencapai kompetensi. Karena itu pengajar sebaiknya menggunakan sebanyak mungkin sumber bahan pelajaran.[2] Fungsi sumber belajar adalah sebagai berikut:
1.      Pengembangan bahan ajar secara ilmiah dan objektif
2.      Mendukung terlaksananya program pembrelajaran yang sistematis
3.      Membantu pengajar dalam mengefisienkan waktu pembelajaran dan menghasilkan pembelajaran yang efektif
4.      Meringankan tugas pengajar dalam menyajikan informasi atau materi pembelajaran, sehingga pengajar dapat lebih banyak memberikan dorongan dan motivasi belajar pada peserta didik
5.      Meningkatkan keberhasilam pembelajaran, karena peserta didik dapat belajar lebih cepat dan menunjang penguasaan pembelajaran
6.      Mempermudah peserta didik untuk mendapatkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sehingga pengajar tidak dominan dan menciptakan kondisi atau lingkungan belajar yang memungkinkan siswa belajar
7.      Peserta didik belajar sesuai kebutuhan, kemampuan, bakat, dan minatnya
8.      Memberikan informasi atau pengetahuan yang lebih luas tidak terbatas ruang, waktu, dan keterbatasan indera.[3]
B.     Jenis dan Klasifikasi Sumber Belajar
Berbagai sumber belajar dapat digunakan baik oleh pengajar maupun peserta didik dalam pembelajaran. Jenis-jenis sumber belajar antara lain:
1.      Buku Kurikulum. Buku kurikulum sangat penting sebagai pedoman untuk menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pembelajaran. Pengajar harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang terperinci.
2.      Buku Teks. Buku teks digunakan sebagai sumber bahan belajar. Buku teks tidak selamanya harus satu jenis, melainkan hendaknya bervariasi agar mendapatkan materi pembelajaran yang luas.
3.      Sumber belajar media elektronik hasil rekayasa teknologi, seperti komputer (internet), televisi, radio, kaset, dan sebagainya. Media elektronik ini yang dimanfaatkan adalah program-programnya yang berkaitan dengan bahan belajar suatu mata pelajaran.
4.      Internet. Merupakan sumber untuk mendapatkan segala macam bahan ajar. Bahan ajar tersebut bisa dicetak atau dicopy.
5.      Penerbitan berkala, seperti surat kabarharian atau majalah yang terbit mingguan atau bulanan.
6.      Laporan hasil penelitian, biasanya diterbitkan oleh lembaga penelitian, perguruan tinggi, atau para peneliti.
7.      Jurnal, adalah penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah.
8.      Nara Sumber, yaitu seperti pakar atau ahli mata pelajaran dan kalangan profesional.
9.      Lingkungan, seperti lingkungan alam, ekonomi, sosial, seni, budaya, teknologi, dan industri.[4]
Untuk memberikan gambaran rinci tentang klasifikasi sumber belajar, berikut akan dijabarkan satu per satu
1.      Message (pesan): informasi yang akan disampaikan dalam bentuk ide, fakta, makna, dan data.
2.      People (manusia): orang-orang yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyalur pesan.
3.      Materials (ahan): perangkat lunak yang biasanya berisi pesan.
4.      Device (alat): perangkat keras yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terdapat dalam bahan.
5.      Technique (teknik): prosedur atau langkah-langkah tertentu dalam menggunakan bahan, peralatan, lingkungan, dan orang untuk menyampaikan pesan.
6.      Setting (latar): lingkungan di mana pesan itu diterima oleh pemelajar.[5]
C.    Analisis Kebutuhan Terhadap Sumber Belajar
Dalam konteks pengembangan kurikulum, John McNeil (1985) mendefinisikan need assessment sebagai: ”the process by which one defines educational needs and decides what their priorities are”. Sejalan dengan pendapat McNeil, Seels dan Glasglow (1990) menjelaskan tentang pengertian need assessment : “it meqns a plan for gathering Information about discrepancies and for using that information to make decisions about priorities. Sedangkan menurut Anderson analisis kebutuhan diartikan sebagai suatu proses kebutuhan sekaligus menentukan prioritas. Need Assessment (analisis kebutuhan) adalah suatu cara atau metode untuk mengetahui perbedaan antara kondisi yang diinginkan/seharusnya (should be / ought to be) atau diharapkan dengan kondisi yang ada (what is). Kondisi yang diinginkan seringkali disebut dengan kondisi ideal, sedangkan kondisi yang ada, seringkali disebut dengan kondisi riil atau kondisi nyata.
Ada beberapa hal yang melekat pada pengertian need assessment. Pertama; need assessment merupakan suatu proses artinya ada rangkaian kegiatan dalam pelaksanaan need assessment. Need assessement bukanlah suatu hasil, akan tetapi suatu aktivitas tertentu dalam upaya mengambil keputusan tertentu. Kedua; kebutuhan itu sendiri pada hakikatnya adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dengan demikian maka, need assessment merupakan kegiatan mengumpulkan informasi tentang kesenjangan yang seharusnya dimiliki setiap siswa dengan apa yang telah dimiliki.[6]
Secara umum, guru sebelum mengambil keputusan terhadap penentuan sumber belajar, ia perlu mempertimbangkan segi-segi berikut ini:
1.        Ekonomis atau biaya, apakah ada biaya untuk penggunaan buku belajar yang memerlukan biaya. Misalnya, OHP beserta transparasinya.
2.        Teknisi (tenaga), yaitu entah guru atau pihak lain yang mengoperasikan suatu alat tertentu yang dijadikan sumber belajar. Misalnya, cara mengoperasikan slide.
3.        Bersifat praktis, dan sederhana, yaitu mudah dijangkau, mudah dilaksanakan, dan tidak sulit.
4.        Bersifat fleksibel, maksudnya sesuatu yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar jangan bersifat kaku atau paten, tapi harus mudah dikembangkan, bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pengajaran, tidak mudah dipengaruhi oleh faktor lain.
5.        Relevan dengan tujuan pengajaran dan komponen-komponen pengajaran lainnya.
6.        Dapat membantu efesien dan kemudian pencapaian tujuan pengajaran atau belajar.
7.        Memiliki nilai positif bagi proses atau aktifitas pengajaran, khususnya peserta didik.
8.        Sesuai dengan interaksi dan strategi pengajaran yang telah dirancang atau sedang dilakasanakan.[7]
Langkah-langkah analisis sumber belajar sebagai berikut:
1.      Mengidentifikasi aspek-aspek yang menunjang pembelajaran seperti kurikulum
2.      Mengidentifikasi kompetensi yang akan dicapai berdasarkan KD/indikator
3.      Memilih materi yang akan disajikan, pemilihan yang sesuai dengan yang dibutuhkan
4.      Menetapkan sumber belajar
5.      Mengembangkan sumber belajar
6.      Mengemas sumber belajar dengan sebaik mungkin.[8]
IV.   KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Sumber belajar berupa bahan belajar adalah rujukan, referensi, atau literatur yang digunakan baik untuk menyusun silabus maupun menyusun buku yang digunakan oleh pelajar dalam mengajar, sehingga ketika menyusun silabus akan terhindar dari kesalahan konsep.
2.      Jenis-jenis sumber belajar antara lain:
a.       Buku kurikulum
b.      Buku teks
c.       Sumber belajar media elektronik hasil rekayasa teknologi
d.      Internet
e.       Penerbitan berkala
f.       Laporan hasil penelitian
g.      Jurnal
h.      Nara sumber
i.        Lingkungan.
3.       Langkah-langkah analisis sumber belajar sebagai berikut:
a.       Mengidentifikasi aspek-aspek yang menunjang pembelajaran
b.      Mengidentifikasi kompetensi yang akan dicapai berdasarkan KD/indikator
c.       Memilih materi yang akan disajikan
d.      Menetapkan sumber belajar
e.       Mengembangkan sumber belajar
f.       Mengemas sumber belajar dengan sebaik mungkin.
V.      PENUTUP
Demikianlah makalah yang penulis susun, semoga bermanfaat bagi pembaca dan pemakalah sendiri. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, baik dari segi isi (content) maupun format penulisan. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, guna memperbaiki makalah-makalah selanjutnya.




[1] Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 127.
[2] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 131-132.
[3]  Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 132.
[4] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 132-133.
[5] Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 188-189.
[6] Wina Sanjaya, Perencanaan dan desain system pembelajaran, (Jakarta: Kencana Group, 2008), hlm. 91-92.

[7] Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 190-191.
[8] Keterangan Bapak Abdul Kholiq dalam perkuliahan Telaah Kurikulum PAI-6C pada Selasa, 28 April 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar