Kamis, 26 Juni 2014

Proposal Penelitian Kualitatif



PENANAMAN SIKAP SPIRITUALITAS DI SD N GONDANG 01 KECAMATAN SUBAH KABUPATEN BATANG

I.       LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia selaku makhluk Tuhan dibekali berbagai potensi yang dibawa sejak lahir dan salah satunya adalah fitrah. Fitrah adalah keadaan dimana manusia mencapai keinsyafan batin tertinggi, sehingga ia mendapatkan kembali posisinya sebagai mahluk mulia.[1] Menurut Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa: “Anak adalah suatu amanah dari Tuhan kepada kedua orang tuanya, hatinya suci bagaikan jauhar yang indah sederhana dan bersih, suci dari segala goresan dan bentuk. Ia masih menerima segala apa yang digoreskan kepadanya dan cenderung kepada setiap hal yang ditujukan kepadanya”. Terlebih ketika manusia dalam masa emasnya dalam hal ini dikenal dengan istilah golden age. Benjamin S Bloom, dalam bukunya  Stability and Change in Human Characteristics, menyatakan bahwa pada saat anak berusia 4 tahun, separuh potensi intelektualnya sudah terbentuk, sehingga apabila pada usia 0-4 tahun seorang anak tidak mendapat rangsangan otak yang tepat, kinerja otaknya tidak dapat berkembang secara maksimal. Tak salah jika usia anak 0-8 tahun disebut usia emas atau golden age. Pada usia 8 tahun, kinerja otak anak akan berkembang mencapai 80% dan selanjutnya akan mencapai 100% pada usia 18 tahun.[2] Dengan demikian dapat difahami bahwa pendidikan memiliki peran yang sangat penting terhadap pembentukan manusia. Ketika seorang peserta didik diberikan pola pendidikan yang tepat dalam artian ada keseimbangan antara pendidikan secara psikis dan secara psikologis maka akan diperoleh hasil yang maksimal.
Dapat kita ketahui bahwa arah dan tujuan pendidikan nasional, seperti dalam UUD 1945, adalah peningkatan iman dan taqwa serta pembinaan akhlak mulia para peserta didik yang dalam hal ini adalah seluruh warga negara yang mengikuti proses pendidikan di Indonesia. Karena itu, pendidikan yang membangun nilai-nilai moral atau karakter dikalangan peserta didik harus selalu mendapatkan perhatian. Namun, akhir-akhir ini pendidikan di Indonesia tampaknya hanya mementingkan kecerdasan intelektual. Bahkan sistem pendidikan di Indonesia mengelompokkan siswa berdasarkan nilai IQ mereka. Terbukti dengan sistem pendidikan di Indonesia yang mengkategorikan kemampuan siswa hanya pada nilai akhir dan bukan proses. Sebagai contoh adanya Ujian Nasional yang sampai sekarang masih menjadi problem pendidikan yang belum terpecahkan. Ketidak seimbangan inilah yang akhirnya memunculkan banyak perilaku buruk dari para peserta didik.
Pada dasarnya kecerdasan manusia adalah sifat bawaan sejak lahir, bahkan pada saat ditiupkannya ruh kedalam jasad manusia oleh Tuhan yang disebut dengan kecerdasa spirituan (sifat-sifat Tuhan). Akan tetapi kecerdasan ini masih berupa potensi yang perlu pengembangan lebih lanjut. Pada dasarnya kecerdasan spiritual ini yang mendasari kecerdasa lainnya yaitu kecerdasan intelegen dan kecerdasan emosional. [3]

II.      RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan menjadi pijakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
A.    Bagaimana penanaman Sikap Spiritualitas di SD N Gondang 01 Kecamatan Subah Kabupaten Batang?
B.     Upaya-upaya Apa Saja yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Spiritual di SD N Gondang 01 Kecamatan Subah Kabupaten Batang?
C.     Apa Manfaat Spiritualitas Bagi Peserta Didik di di SD N Gondang 01 Kecamatan Subah Kabupaten Batang?

III.   TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan untuk memenuhi tujuan sebagai berikut:
A.    Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Menanamkan Sikap Spiritual di SD N Gondang 01 Kecamatan Subah Kabupaten Batang
B.     Untuk Mengetahui Upaya-upaya yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Spiritualitas di SD N Gondang Kecamatan Subah Kabupaten Batang
C.     Untuk Mengetahui Hasil dari Penanaman Sikap Spiritualitas di SD N Gondang 01 Kecamatan Subah Kabupaten Batang

IV.   MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
A.    Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan khazanah dan  ilmu pengetahuan tentang spiritual peserta didik
B.     Diharapkan penelitian ini mampu menjadi salah satu solusi pengembangan potensi dan pemecahan masalah peserta didik.
C.     Diharapkan penelitian ini mampu memberikan strategi baru bagi pengembangan Pendidikan Islam di Indonesia

V.      KAJIAN PUSTAKA
Berpijak pada judul, rumusan masalah, tujuan dan manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka penulis mengacu pada sumber data yang memiliki relevansi dengan penelitian ini, diantaranya adalah:
Pendidikan  Islam Dan ESQ Komparasi-Integratif Upaya Menuju Stadium Insane Kamil karya Dakir, MA dan Drs. H. Sarmidi, M.Ag. buku ini membahas tentang desain pendidikan yang mengarah pada terbentuknya “manusia sempurna” atau lazim disebut “insan kamil”. Dalam hal ini keseimbangan pada wilayah kecerdasan spiritual atau Spiritual Qoutient (SQ) yang melandasi kecerdasan intelegensi atau Intelligence Qoutient (IQ) dan kecerdasan emosional atau Emotional Qoutient (EQ).
Adapun naskah, tulisan, karya ilmiah ataupun skripsi yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ustati (93911826) Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan 2011 yang berjudul Pendidikan Akhlak Sebagai Upaya Pembentukan Kecerdasan Spiritual Anak. Yang menyimpulkan metode pengajaran akhlak sangat berpengaruh dalam pembentukan kecerdasan spiritual anak adalah dengan metode secara langsung dan tidak langsungdengan penerapannya melalui kebiasaan dan latihan-latihan peribadatan.

VI.   KERANGKA TEORITIK
A.    Sikap
Sikap dapat didefinisikan dengan berbagai cara dan setiap definisi itu berbeda satu sama lain. Trow mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat. Di sini Trow lebih menekankan pada kesiapan mental atau emosional seseorang terhadap suatu objek. Sementara itu Allport seperti dikutip oleh Gable mengemukakan bahwa sikap adalah sesuatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respons individu terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu.[4]
Dalam Wikipedia sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa, yang di sini sikap mempunyai tiga komponen yaitu: kesadaran, perasaan, dan perilaku. Perasaan adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah sikap dan tercermin dalam pernyataan seperti "Saya tidak menyukai John karena ia mendiskriminasi orang-orang minoritas". Akhirnya, perasaan bisa menimbulkan hasil akhir dari perilaku. Komponen perilaku dari sebuah sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.[5]
Sementara itu, Chaplin (1981) dalam Dictionary of Psycology menyamakan sikap dengan pendirian. Lebih lanjut di mendefisinikan sikap sebagai predisposisi atau kecenderungan yang relative stabil dan berlangsung terus menerus untuk bertingkah laku atau bereaksi dengan cara tertentu terhadap orang lain, objek, lembaga, atau persoalan tertentu.[6]

B.     Spiritual
Menurut kamus Webster (1963) kata “spirit” berasal dari kata benda bahasa latin “spiritus” yang berarti napas dan kata kerja “spirare” yang berarti untuk bernapas, dan memiliki napas, artinya memiliki spirit. Menjadi spiritual berarti memiliki ikatan yang lebih kepada hal yang bersifat kerohanian atau kejiwaan dibandingkan hal bersifat fisik atau material. Spiritualitas merupakan kebangkitan atau pencerahan diri dalam mencapai tujuan dan makna hidup. Spiritualitas merupakan bagian esensial dari keseluruhan kesehatan dan kesejahteraan seseorang.[7] Seringkali spiritualitas dikaitkan dengan Religiusitas dalam hal beragama. Keterkaitan ini dapat diuraikan dari kata spiritualitas yang merepresentasikan kemampuan bagaimana seseorang dapat mengenali bakat spiritualnya kemudian menggunakan bakat itu untuk mengekspresikan dirinya melalui jiwa secara psikologis dan perilaku secara fisik dalam kehidupan material.
Dalam ilmu filsafat, spiritualisme merupakan suatu aliran filsafat yang mementingkan keruhanian, lawan dari materialism (Poerwadarminta, 1984: 963). Karena itu, spiritualisme mendasari semua yang ada di alam ini terdiri dari ruh, sukma, jiwa yang tidak berbentuk dan tidak menempati ruangan. Jiwa mempunyai kekuatan dan dapat melakukan tanggapan (voorsteling) atau sesuatu yang bukan berasal dari tangkapan panca indra, yang datang secara tiba-tiba berbentuk gambaran. Dengan kata lain, jiwa adalah alat untuk menerima sesuatu yang bersifat non-materi yang tidak bercampur dengan tangkapan-tangkapan pancaindra lahiriyah. Jiwa ini menangkap angan-angan yang murni dan alami pada  lapangan metafisis. (Suryadipura, 1994: 105).[8] Dengan demikian Spiritual adalah hal yang paling mendasari dari semua yang ada pada diri seseorang yang berkaitan dengan Tuhan atau ruhiyah.

VII.      METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif lapangan. Menurut Sugiyono, metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang belandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purpose dan snowbaal, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.[9]
Sementara itu, dilihat dari teknik penyajian datanya, penelitian menggunakan pola deskriptif. Yang dimaksud pola deskriptif menurut Best (sebagaimana dikutib oleh Sukardi), adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.[10]
Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode penelitian antara lain:
1.      Metode penentuan subyek dan obyek.
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah SD N Gondang 01 Kecamatan Subah Kabupaten Batang. Sedangkan obyek penelitian pada penelitian ini adalah penanaman sikap spiritualitas.
2.      Metode pengumpulan data.
Pada penelitian ini digunakan beberapa metode yang tepat untuk mengumpulkan data, yaitu :
a.         Observasi (pengamatan)
Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara observasi langsung terhadap obyek penelitian. Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat.[11] Beberapa hal yang terkait dengan proses pembelajaran akan penulis amati langsung, yaitu dengan mengamati kegiatan pembelajaran yang ada di SD N Gondang 01 Kecamatan Subah Kabupaten Batang.
b.         Interview (wawancara)
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan kepada si peneliti. Wawancara ini berguna untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi.[12] Penulis akan menggunakan metode ini untuk mencari informasi terkait keterangan dari para guru-guru dan responden-responden lain yang dibutuhkan dalam proses penelitian.
c.         Dokumentasi
Metode ini adalah salah satu metode yang digunakan untuk mencari data-data otentik yang bersifat dokumen, baik data itu berupa catatan harian, memori/catatan penting lainnya. Adapun yang dimaksud dengan dokumen di sini adalah data atau dokumen tertulis.[13] Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan kondisi kampus, seperti letak geografis, latar belakang dan struktur kelembagaan atau data kepengurusan di SD N Gondang 01 Kecamatan Subah Kabupaten Batang.
3.      Metode analisis
a.    Content analisis, yaitu data-data yang penulis kumpulkan sebagian adalah data-data yang bersifat deskriptif tekstual, maka dalam mengolah data penulis menggunakan analisis menurut isinya.[14]
b.    Metode induktif yaitu metode yang menggunakan data-data yang diperoleh dari lapangan berupan fakta-fakta khusus sebagai peristiwa-peristiwa khusus dan konkrit dan ditarik untuk  digeneralisasikan yang bersifat umum.[15]

VIII.     SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
A.       Bagian muka, meliputi     : halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman kata pangantar, halaman daftar isi, dan halaman daftar lampiran.
B.       Bagian isi, meliputi :
BAB  I     : Pendahuluan yang meliputi; rumusan masalah, tujuan penulisan skripsi dan penelitian, kajian pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BABII      : Landasan Teori
                        Dalam bab ini penulis akan membahas tentang Spiritulitas serta manfaatnya dalam dunia pedidikan
BABIII    : Metode Penelitian
                        Dalam bab ini penulis akan membahas tentang jenis, tempat, waktu penelitian, dan data-data yang digunakan.
BABIV    : Analisa data, meliputi: Merupakan analisis terhadap penanaman sikap spiritualitas dan relevansinya dengan pendidikan islam.
BAB  V    :  Dalam bab ini berisi kesimpulan, saran-saran dan penutup.
C.     Bagian akhir         : Pada bagian akhir skripsi ini berisi: Daftar pustaka, lampiran-lampiran, serta daftar riwayat hidup penulis.


Semarang, 27 Juni 2014
Pengusul,



Susi Afiarti
NIM: 123111150






DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad, dan Mohammad Asrori. 2009. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Chatib, Munif . 2012. Orangtuanya Manusia. Bandung: Kaifa.
Dakir dan Sarmidi. 2011. Pendidikan Islam dan ESQ Komparasi-Integratif Upaya menuju Stadium Insan Kamil. Semarang: Rasail Media Group.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hadi, Sutrisno. 1999. Metodologi Reseach. Yogyakarta: Andi Offset.
Hasan, Aliah B. Purwakania. 2006. Psikologi Perkembangan Islami. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Jalaluddin dan Abdullah Idi. 2009. Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat, dan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.
Khadimullah, Zamry. 2007. Keajaiban Manusia. Bandung: Marja.
Mardalis. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Sarlito, Irawan. 2000. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: CV. Alvabeta.
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Suryabrata, Sumadi. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sikap




[1] Zamry Khadimullah, Keajaiban Manusia, (Bandung: Marja, 2007), hlm.24.
[2] Munif Chatib, Orangtuanya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2012), hlm. 13.
[3] Dakir dan Sarmidi, Pendidikan Islam dan ESQ Komparasi-Integratif Upaya menuju Stadium Insan Kamil, (Semarang: Rasail Media Group, 2011), 72-73.
[4] Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 114.
[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Sikap
[6] Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 141.
[7] Aliah B. Purwakania Hasan. Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 288.
[8] Jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat, dan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2009), hlm 63.
[9] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung: CV. Alvabeta, 2010), hlm. 15.
[10] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT. BumiAksara, 2009), hlm. 157.
[11] Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 63.
[12] Mardalis, Metode Penelitian,  hlm. 64.
[13] Irawan Sarlito, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 73.
[14] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 1988) hlm. 14.
[15] Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, (Yogyakarta: Andi Offset, 1999), hlm. 36.