PENANAMAN SIKAP SPIRITUALITAS DI SD N GONDANG 01 KECAMATAN SUBAH
KABUPATEN BATANG
I.
LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia
selaku makhluk Tuhan dibekali berbagai potensi yang dibawa sejak lahir dan
salah satunya adalah fitrah. Fitrah adalah keadaan dimana manusia mencapai
keinsyafan batin tertinggi, sehingga ia mendapatkan kembali posisinya sebagai
mahluk mulia.[1]
Menurut Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa: “Anak adalah suatu amanah dari Tuhan
kepada kedua orang tuanya, hatinya suci bagaikan jauhar yang indah sederhana
dan bersih, suci dari segala goresan dan bentuk. Ia masih menerima segala apa
yang digoreskan kepadanya dan cenderung kepada setiap hal yang ditujukan
kepadanya”. Terlebih ketika manusia dalam masa emasnya dalam hal ini dikenal
dengan istilah golden age. Benjamin
S Bloom, dalam bukunya Stability and
Change in Human Characteristics, menyatakan bahwa pada saat anak berusia 4
tahun, separuh potensi intelektualnya sudah terbentuk, sehingga apabila pada
usia 0-4 tahun seorang anak tidak mendapat rangsangan otak yang tepat, kinerja
otaknya tidak dapat berkembang secara maksimal. Tak salah jika usia anak 0-8
tahun disebut usia emas atau golden age. Pada usia 8 tahun, kinerja otak
anak akan berkembang mencapai 80% dan selanjutnya akan mencapai 100% pada usia
18 tahun.[2]
Dengan demikian dapat difahami bahwa pendidikan memiliki peran yang
sangat penting terhadap pembentukan manusia. Ketika seorang peserta didik
diberikan pola pendidikan yang tepat dalam artian ada keseimbangan antara
pendidikan secara psikis dan secara psikologis maka akan diperoleh hasil yang
maksimal.
Dapat kita ketahui bahwa arah dan tujuan pendidikan nasional,
seperti dalam UUD 1945, adalah peningkatan iman dan taqwa serta pembinaan
akhlak mulia para peserta didik yang dalam hal ini adalah seluruh warga negara
yang mengikuti proses pendidikan di Indonesia. Karena itu, pendidikan yang
membangun nilai-nilai moral atau karakter dikalangan peserta didik harus selalu
mendapatkan perhatian. Namun, akhir-akhir ini pendidikan di Indonesia tampaknya
hanya mementingkan kecerdasan intelektual. Bahkan sistem pendidikan di
Indonesia mengelompokkan siswa berdasarkan nilai IQ mereka. Terbukti dengan sistem
pendidikan di Indonesia yang mengkategorikan kemampuan siswa hanya pada nilai
akhir dan bukan proses. Sebagai contoh adanya Ujian Nasional yang sampai
sekarang masih menjadi problem pendidikan yang belum terpecahkan. Ketidak
seimbangan inilah yang akhirnya memunculkan banyak perilaku buruk dari para
peserta didik.
Pada dasarnya kecerdasan manusia adalah sifat bawaan sejak lahir,
bahkan pada saat ditiupkannya ruh kedalam jasad manusia oleh Tuhan yang disebut
dengan kecerdasa spirituan (sifat-sifat Tuhan). Akan tetapi kecerdasan ini
masih berupa potensi yang perlu pengembangan lebih lanjut. Pada dasarnya
kecerdasan spiritual ini yang mendasari kecerdasa lainnya yaitu kecerdasan
intelegen dan kecerdasan emosional. [3]
II.
RUMUSAN MASALAH
Adapun
rumusan masalah yang akan menjadi pijakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
A.
Bagaimana
penanaman Sikap Spiritualitas di SD N Gondang 01 Kecamatan Subah Kabupaten
Batang?
B.
Upaya-upaya
Apa Saja yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Spiritual di SD N Gondang 01 Kecamatan
Subah Kabupaten Batang?
C.
Apa Manfaat Spiritualitas Bagi Peserta Didik
di di SD N Gondang 01 Kecamatan Subah Kabupaten Batang?
III.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian
ini dilaksanakan untuk memenuhi tujuan sebagai berikut:
A.
Untuk Mengetahui Bagaimana Cara
Menanamkan Sikap Spiritual di SD N Gondang 01 Kecamatan Subah Kabupaten Batang
B.
Untuk Mengetahui Upaya-upaya
yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Spiritualitas di SD N Gondang Kecamatan Subah
Kabupaten Batang
C.
Untuk
Mengetahui Hasil dari Penanaman Sikap Spiritualitas di SD N Gondang 01
Kecamatan Subah Kabupaten Batang
IV.
MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan
tujuan penelitian di atas, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
A.
Diharapkan
penelitian ini dapat menambah wawasan dan khazanah dan ilmu pengetahuan tentang spiritual peserta
didik
B.
Diharapkan
penelitian ini mampu menjadi salah satu solusi pengembangan potensi dan
pemecahan masalah peserta didik.
C.
Diharapkan
penelitian ini mampu memberikan strategi baru bagi pengembangan Pendidikan
Islam di Indonesia
V.
KAJIAN PUSTAKA
Berpijak
pada judul, rumusan masalah, tujuan dan manfaat yang hendak dicapai dalam
penelitian ini, maka penulis mengacu pada sumber data yang memiliki relevansi
dengan penelitian ini, diantaranya adalah:
Pendidikan Islam Dan ESQ
Komparasi-Integratif Upaya Menuju Stadium Insane Kamil karya Dakir, MA dan Drs. H. Sarmidi, M.Ag. buku ini membahas
tentang desain pendidikan yang mengarah pada terbentuknya “manusia sempurna”
atau lazim disebut “insan kamil”. Dalam hal ini keseimbangan pada wilayah
kecerdasan spiritual atau Spiritual Qoutient (SQ) yang melandasi
kecerdasan intelegensi atau Intelligence Qoutient (IQ) dan kecerdasan
emosional atau Emotional Qoutient (EQ).
Adapun
naskah, tulisan, karya ilmiah ataupun skripsi yang berhubungan dengan
penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ustati (93911826) Jurusan
Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan 2011 yang
berjudul Pendidikan Akhlak Sebagai Upaya Pembentukan Kecerdasan Spiritual
Anak. Yang menyimpulkan metode pengajaran akhlak sangat berpengaruh dalam
pembentukan kecerdasan spiritual anak adalah dengan metode secara langsung dan
tidak langsungdengan penerapannya melalui kebiasaan dan latihan-latihan
peribadatan.
VI.
KERANGKA TEORITIK
A.
Sikap
Sikap dapat didefinisikan dengan berbagai cara dan setiap definisi
itu berbeda satu sama lain. Trow mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan
mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat. Di
sini Trow lebih menekankan pada kesiapan mental atau emosional seseorang
terhadap suatu objek. Sementara itu Allport seperti dikutip oleh Gable
mengemukakan bahwa sikap adalah sesuatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun
melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respons individu
terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu.[4]
Dalam Wikipedia sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek,
orang atau peristiwa, yang di sini sikap mempunyai tiga komponen yaitu:
kesadaran, perasaan, dan perilaku. Perasaan adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah sikap dan tercermin dalam pernyataan seperti
"Saya tidak menyukai John karena ia mendiskriminasi orang-orang minoritas".
Akhirnya, perasaan bisa menimbulkan hasil akhir dari perilaku. Komponen perilaku dari sebuah sikap merujuk pada suatu maksud
untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.[5]
Sementara itu, Chaplin (1981) dalam Dictionary of Psycology
menyamakan sikap dengan pendirian. Lebih lanjut di mendefisinikan sikap sebagai
predisposisi atau kecenderungan yang relative stabil dan berlangsung terus
menerus untuk bertingkah laku atau bereaksi dengan cara tertentu terhadap orang
lain, objek, lembaga, atau persoalan tertentu.[6]
B.
Spiritual
Menurut kamus Webster (1963) kata “spirit” berasal dari kata benda
bahasa latin “spiritus” yang berarti napas dan kata kerja “spirare” yang
berarti untuk bernapas, dan memiliki napas, artinya memiliki spirit. Menjadi
spiritual berarti memiliki ikatan yang lebih kepada hal yang bersifat
kerohanian atau kejiwaan dibandingkan hal bersifat fisik atau material.
Spiritualitas merupakan kebangkitan atau pencerahan diri dalam mencapai tujuan
dan makna hidup. Spiritualitas merupakan bagian esensial dari keseluruhan
kesehatan dan kesejahteraan seseorang.[7] Seringkali
spiritualitas dikaitkan dengan Religiusitas dalam hal beragama. Keterkaitan ini
dapat diuraikan dari kata spiritualitas yang merepresentasikan kemampuan
bagaimana seseorang dapat mengenali bakat spiritualnya kemudian menggunakan
bakat itu untuk mengekspresikan dirinya melalui jiwa secara psikologis dan perilaku
secara fisik dalam kehidupan material.
Dalam ilmu filsafat, spiritualisme merupakan suatu aliran filsafat
yang mementingkan keruhanian, lawan dari materialism (Poerwadarminta, 1984:
963). Karena itu, spiritualisme mendasari semua yang ada di alam ini terdiri
dari ruh, sukma, jiwa yang tidak berbentuk dan tidak menempati ruangan. Jiwa
mempunyai kekuatan dan dapat melakukan tanggapan (voorsteling) atau
sesuatu yang bukan berasal dari tangkapan panca indra, yang datang secara
tiba-tiba berbentuk gambaran. Dengan kata lain, jiwa adalah alat untuk menerima
sesuatu yang bersifat non-materi yang tidak bercampur dengan
tangkapan-tangkapan pancaindra lahiriyah. Jiwa ini menangkap angan-angan yang
murni dan alami pada lapangan metafisis.
(Suryadipura, 1994: 105).[8]
Dengan demikian Spiritual adalah hal yang paling mendasari dari semua yang ada
pada diri seseorang yang berkaitan dengan Tuhan atau ruhiyah.
VII.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif lapangan.
Menurut Sugiyono, metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
belandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purpose dan snowbaal, analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi.[9]
Sementara itu, dilihat dari teknik penyajian datanya, penelitian
menggunakan pola deskriptif. Yang dimaksud pola deskriptif menurut Best
(sebagaimana dikutib oleh Sukardi), adalah metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.[10]
Dalam penelitian ini digunakan
beberapa metode penelitian antara lain:
1.
Metode
penentuan subyek dan obyek.
Dalam
penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah SD N Gondang 01 Kecamatan
Subah Kabupaten Batang. Sedangkan obyek penelitian pada penelitian ini adalah
penanaman sikap spiritualitas.
2.
Metode
pengumpulan data.
Pada penelitian
ini digunakan beberapa metode yang tepat untuk mengumpulkan data, yaitu :
a.
Observasi
(pengamatan)
Observasi
adalah metode pengumpulan data dengan cara observasi langsung terhadap obyek
penelitian. Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data
dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh
perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan,
atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan/fenomena sosial
dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat.[11] Beberapa
hal yang terkait dengan proses pembelajaran akan penulis amati langsung, yaitu
dengan mengamati kegiatan pembelajaran yang ada di SD N Gondang 01 Kecamatan
Subah Kabupaten Batang.
b.
Interview
(wawancara)
Wawancara
adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan
keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan
orang yang dapat memberikan keterangan kepada si peneliti. Wawancara ini
berguna untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi.[12] Penulis
akan menggunakan metode ini untuk mencari informasi terkait keterangan dari
para guru-guru dan responden-responden lain yang dibutuhkan dalam proses
penelitian.
c.
Dokumentasi
Metode ini
adalah salah satu metode yang digunakan untuk mencari data-data otentik yang
bersifat dokumen, baik data itu berupa catatan harian, memori/catatan penting
lainnya. Adapun yang dimaksud dengan dokumen di sini adalah data atau dokumen
tertulis.[13]
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan kondisi
kampus, seperti letak geografis, latar belakang dan struktur kelembagaan atau
data kepengurusan di SD N Gondang 01 Kecamatan Subah Kabupaten Batang.
3.
Metode
analisis
a.
Content analisis, yaitu data-data yang penulis kumpulkan sebagian adalah
data-data yang bersifat deskriptif tekstual, maka dalam mengolah data penulis
menggunakan analisis menurut isinya.[14]
b.
Metode
induktif yaitu metode yang menggunakan data-data yang diperoleh dari lapangan
berupan fakta-fakta khusus sebagai peristiwa-peristiwa khusus dan konkrit dan
ditarik untuk digeneralisasikan yang
bersifat umum.[15]
VIII.
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Skripsi
ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
A.
Bagian
muka, meliputi : halaman judul, nota
pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman kata pangantar, halaman
daftar isi, dan halaman daftar lampiran.
B.
Bagian
isi, meliputi :
BAB I : Pendahuluan yang
meliputi; rumusan masalah, tujuan penulisan skripsi dan penelitian, kajian
pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika penulisan
skripsi.
BABII : Landasan Teori
Dalam bab ini penulis
akan membahas tentang Spiritulitas serta manfaatnya dalam dunia pedidikan
BABIII : Metode Penelitian
Dalam bab ini penulis
akan membahas tentang jenis, tempat, waktu penelitian, dan data-data yang
digunakan.
BABIV : Analisa data, meliputi: Merupakan analisis terhadap penanaman
sikap spiritualitas dan relevansinya dengan pendidikan islam.
BAB V : Dalam bab ini berisi kesimpulan, saran-saran
dan penutup.
C.
Bagian
akhir : Pada bagian akhir skripsi
ini berisi: Daftar pustaka, lampiran-lampiran, serta daftar riwayat hidup
penulis.
Semarang, 27 Juni 2014
Pengusul,
Susi Afiarti
NIM: 123111150
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad,
dan Mohammad Asrori. 2009. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Chatib, Munif .
2012. Orangtuanya Manusia. Bandung: Kaifa.
Dakir dan
Sarmidi. 2011. Pendidikan Islam dan ESQ Komparasi-Integratif Upaya menuju
Stadium Insan Kamil. Semarang: Rasail Media Group.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hadi, Sutrisno. 1999. Metodologi
Reseach. Yogyakarta: Andi Offset.
Hasan, Aliah B.
Purwakania. 2006. Psikologi Perkembangan Islami. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Jalaluddin dan
Abdullah Idi. 2009. Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat, dan Pendidikan.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.
Khadimullah, Zamry. 2007. Keajaiban Manusia. Bandung: Marja.
Mardalis. 2002. Metode
Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Sarlito, Irawan. 2000. Metode Penelitian Sosial. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2010.
Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung: CV. Alvabeta.
Sukardi. 2009.
Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Suryabrata, Sumadi. 1988.
Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sikap
[1]
Zamry
Khadimullah, Keajaiban Manusia, (Bandung: Marja, 2007), hlm.24.
[2]
Munif Chatib, Orangtuanya
Manusia, (Bandung: Kaifa, 2012), hlm. 13.
[3]
Dakir dan
Sarmidi, Pendidikan Islam dan ESQ Komparasi-Integratif Upaya menuju Stadium
Insan Kamil, (Semarang: Rasail Media Group, 2011), 72-73.
[4]
Djaali, Psikologi
Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 114.
[5]
http://id.wikipedia.org/wiki/Sikap
[6]
Mohammad Ali,
Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 141.
[7]
Aliah B.
Purwakania Hasan. Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2006), hlm. 288.
[8]
Jalaluddin dan
Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat, dan Pendidikan,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2009), hlm 63.
[9]
Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung:
CV. Alvabeta, 2010), hlm. 15.
[10]
Sukardi, Metodologi
Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT. BumiAksara,
2009), hlm. 157.
[11]
Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2002), hlm. 63.
[12]
Mardalis, Metode Penelitian, hlm. 64.
[13]
Irawan Sarlito,
Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.
73.
[14]
Sumadi
Suryabrata, Metodologi Penelitian,
(Jakarta: Rajawali Pers, 1988) hlm. 14.
[15]
Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, (Yogyakarta: Andi
Offset, 1999), hlm. 36.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar