I.
PENDAHULUAN
Menentukan populasi dan sampel merupakan langkah yang harus
ditempuh oleh seorang peneliti. Menentukan populasi dan sampel merupakan
penentu keberhasilan suatu penelitian. Karena pentingnya menentukan populasi
dan sampel, hendaknya seorang peneliti mengetahui apa itu populasi dan apa itu
sampel, serta cara-cara untuk menentukan sampel agar penelitian tersebut dapat
diterima atau teruji kebenarannya.
Teknik sampling atau teknik untuk mengambil sampel juga perlu
diketahui oleh peneliti, agar peneliti mampu untuk mengambil sampel dari populasi
dengan tepat sesuai dengan kriteria masing-masing penelitian. Dalam makalah ini
akan dibahas mengenai populasi, sampel, teknik sampling dan cara menentukan
ukuran sampel.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apakah
Pengertian Populasi dan Sampel?
B.
Apakah
yang Dimaksud Dengan Teknik Sampling dan Macam-Macam Teknik Sampling?
C.
Bagaimana
Menentukan Ukuran Sampel?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi berasal dari bahasa Inggris population, yang
berarti jumlah penduduk. Dalam metode penelitian kata populasi amat popular,
digunakan untuk menyebut kan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi
sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum)
dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara,
gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini
dapat menjadi sumber data penelitian.[1]
Menurut Ary, dkk., (1985:138) population is all members of well
defined class of people, events or objects. Populasi menurut Babbie (1983)
tidak lain adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan
secara teoritis menjadi target hasil penelitian. Jadi, populasi pada prinsipnya
adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang
tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target
kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.[2]
Misalnya akan melakukan penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini
merupakan populasi. Sekolah X mempunyai sejumlah orang/subyek dan dan obyek
lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlah/komunitas. Tetapi sekolah X
juga mempunyai karakteristik orang-orangnya, misalnya motivasi kerjanya,
disiplin kerjanya, kepemimpinannya, iklim organisasinya, dan lain-lain; dan
juga mempunyai karakteristik obyek yang lain, misalnya kebijakan, prosedur
kerja, tata ruang kelas, lulusan yang dihasilkan dan lain-lain. Yang terakhir
berarti populasi dalam arti karakteristik.[3]
2.
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representatif (mewakili).
Bila sampel tidak representatif, maka ibarat orang buta disuruh
menyimpulkan karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka ia
menyimpulkan gajah itu seperti kipas. Orang kedua memegang badan gajah, maka ia
menyimpulkan gajah itu seperti tembok besar. Satu orang lagi memegang ekornya,
maka ia menyimpulkan gajah itu kecil seperti seutas tali. Begitulah kalau
sampel tidak dipilih secara representatif, maka ibarat 3 orang buta yang
membuat kesimpulan salah tentang gajah.[4]
Berkenaan dengan beberapa alasan, peneliti hanya menetapkan
sebagian saja yang ingin dijelaskan, diramalkan, dan dikendalikan dari populasi
yang disebut dengan sampel. Syarat yang paling penting untuk memperhatikan
dalam mengambil sampel ada dua macam, yaitu jumlah sampel yang mencukupi dan
profil sampel yang dipilih harus mewakili.
B.
Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan penelitian, terdapat berbagai teknik
sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling.
Secara skematis, teknik macam-macam sampling adalah sebagai berikut.
1.
Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
a.
Simpel Random Sampling
Dikatakan sampling (sederhana) karena pengambilan anggota sampel
dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
b.
Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik
ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari
latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata.
Misalnya jmlah pegawai yang lulus S1=45, S2=30, STM=800, ST=900, SMEA=400,
SD=300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut.
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu
mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU,
700 orang SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan S2 itu diambil semua
sebagai sampel. Karena dua kelompok tersebut terlalu kecil dibandingkan dengan
tuga kelompok lainnya.
d.
Cluster Sampling (area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek
yang diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu
Negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan produk mana yang akan
dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi
yang telah ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap,
yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan
orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.[5]
2.
Nonprobability Sampling
a.
Teknik Penarikan Sampel Aksidental
Teknik penarikan sampel aksidental ini didasarkan pada kemudahan
(convenience). Sampel dapat terpilih karena berada pda waktu, situasi, dan
tempet yang tepat. Misalnya, jika ingin meneliti tantang bagaimana pendapat
penonton tentang sebuah film, maka kita tidak boleh memiliki asumsi semua orang
sudah menonton film ini. Akan tetapi, yang dapat memberikan pendapat adalah
mereka yang telah menonton film tersebut, sehingga cara yang paling mudah
adalah menemui para penonton film tersebut di depan pintu bioskop yang memutar
film tersebut.
b.
Teknik penarikan sampel proporsif
Teknik penarikan sampel proporsif ini disebut juga judgmental
sampling yang digunakan dengan memberikan kriteria khusus terhadap sampel,
terutama orang-orang yang dianggap ahli. Misalnya, jika kita ingin mengetahui
bagaimana sebaiknya membuat iklan yang baik, tentu saja kita harus memilih
mereka yang memang memahami atau berasal dari orang-orang periklanan atau
mereka yang bergerak di bidang pemasaran.
c.
Teknik penarikan sampel kuota
Teknik penerikan sampel kuota (quota sampling) merupakan
teknik penarikan sampel yang sejenis dengan teknik penarikan sampel
stratifikasi. Perbedaannya adalah ketika menarik anggota sampel dari
masing-masing lapisan, kita tidak menggunakan cara acak, tetapi menggunakan
cara kemudahan (accidental).
Misalnya, untuk mendapatkan 20 orang yang tinggal di Depok, kita
tidak harus mencari-cari responden dengan sulit. Cukup kita kenal seseorang
mahasiswa yang tinggal di Depok dan kemudian memintanya mewawancarai
tetangganya (yang tinggal di Depok).
d.
Teknik penarikan sampel bola salju
Teknik penarikan sampel bola salju (snowball sampling)
degunakan jika peneliti tidak memiliki informasi tentang anggota populasi.
Peneliti hanya memiliki satu nama populasi. Dari nama ini peneliti akan
memperoleh nama-nama lainnya. Teknik ini biasanya digunakan jika kita meneliti
kasus yang sensitive atau rahasia. Misalnya tentang jaringan peredaran narkoba.[6]
C.
Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah ukuran sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah
sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota
populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian itu
akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah
sampel yang sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar
jumlah sampl mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin
kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin
besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Roscoe dalam buku Research Methods For Business memberikan
saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini:
1.
Ukuran
sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
2.
Bila
sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah anggota sampel setiap kategori
minimal 30.
3.
Bila
dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau
regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah
variabelyang diteliti.
4.
Untuk
penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan
kelompok control, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 s/d
20
Syarat menentukan ukuran sampel:
1)
Ukuran Populasi(N) diketahui.
2)
Pilih taraf signifikansi α yang diinginkan
Ada
tiga metode praktis, yaitu:
1)
Tabel Kretjie
2)
Nomogram Harry King (lihat Sugiyono, 2007)
3)
Rumus Slovin
Rumus Solvin
Rumus Slovin untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika diketahui
ukuran populasi (N) pada taraf signifikansi α adalah:
n
= N
1+ Nα2
Contoh:
Berapa ukuran sampel
minimum yang harus diambil dari populasi yang berukuran
a. 1000 dengan taraf signifikansi α = 0,05
b. 45.250
dengan taraf signifikansi α = 0,01
Jawab
:
a.
n
= N = 1000 = 285,7143 = 286
1+ Nα2 1+ 1000 (0,05)2
b.
n
= N = 45.250 = 8190,045 = 8191
1+ Nα2 1+ 45.250 (0,01)2
Contoh menentukan ukuran sampel
Jika dari populasi berukuran N = 1000 diketahui bahwa 25 %
berpendidikan SLTA, 15 % berpendidikan Diploma. 40 % berpendidikan S1, dan 20 %
berpendidikan S2 dan S3 akan diambil sampel menggunakan rumus Slovin pada taraf
signifikansi α = 0,05 maka secara proporsional, ukuran sampel untuk
masing-masing tingkat pendidikan adalah sebagai berikut:
|
|
|
Ukuran Sampel
|
Pendidikan
|
Persentase
|
Solvin
|
Pembulatan
|
SLTA
|
25
|
25% x 286 =
71.50
|
72
|
Diploma
|
15
|
15% x 286 =
42.90
|
43
|
S1
|
40
|
40% x 286 =
114.40
|
114
|
S2 dan
S3
|
20
|
20% x 286 =
57.20
|
57
|
Jumlah
|
100
|
Jumlah
|
286
|
IV.
KESIMPULAN
Populasi menurut Babbie (1983) tidak lain adalah elemen penelitian
yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi target hasil
penelitian. Jadi, populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok
manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat
dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan penelitian, terdapat berbagai teknik
sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling.
V.
PENUTUP
Demikian makalah ini penulis susun. Penulis berharap kepada pembaca
untuk meberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya, juga para
pembaca pada umumnya.
[1] Burhan Bungin,
Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik
Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, ( Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 109
[2]
Sukardi, Metodologi
Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009), hlm.53
[3] Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 117
[4]
Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 118
[5]
Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm.119-122.
[6] Bambang
Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 135-136.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar