Selasa, 13 Mei 2014

populasi dan sampel



I.                   PENDAHULUAN
Menentukan populasi dan sampel merupakan langkah yang harus ditempuh oleh seorang peneliti. Menentukan populasi dan sampel merupakan penentu keberhasilan suatu penelitian. Karena pentingnya menentukan populasi dan sampel, hendaknya seorang peneliti mengetahui apa itu populasi dan apa itu sampel, serta cara-cara untuk menentukan sampel agar penelitian tersebut dapat diterima atau teruji kebenarannya.
Teknik sampling atau teknik untuk mengambil sampel juga perlu diketahui oleh peneliti, agar peneliti mampu untuk mengambil sampel dari populasi dengan tepat sesuai dengan kriteria masing-masing penelitian. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai populasi, sampel, teknik sampling dan cara menentukan ukuran sampel.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apakah Pengertian  Populasi dan Sampel?
B.     Apakah yang Dimaksud Dengan Teknik Sampling dan Macam-Macam Teknik Sampling?
C.     Bagaimana Menentukan Ukuran Sampel?

III.             PEMBAHASAN
A.    Pengertian Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi berasal dari bahasa Inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Dalam metode penelitian kata populasi amat popular, digunakan untuk menyebut kan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.[1]
Menurut Ary, dkk., (1985:138) population is all members of well defined class of people, events or objects. Populasi menurut Babbie (1983) tidak lain adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi target hasil penelitian. Jadi, populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.[2]
Misalnya akan melakukan penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini merupakan populasi. Sekolah X mempunyai sejumlah orang/subyek dan dan obyek lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlah/komunitas. Tetapi sekolah X juga mempunyai karakteristik orang-orangnya, misalnya motivasi kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya, iklim organisasinya, dan lain-lain; dan juga mempunyai karakteristik obyek yang lain, misalnya kebijakan, prosedur kerja, tata ruang kelas, lulusan yang dihasilkan dan lain-lain. Yang terakhir berarti populasi dalam arti karakteristik.[3]

2.      Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Bila sampel tidak representatif, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti kipas. Orang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti tembok besar. Satu orang lagi memegang ekornya, maka ia menyimpulkan gajah itu kecil seperti seutas tali. Begitulah kalau sampel tidak dipilih secara representatif, maka ibarat 3 orang buta yang membuat kesimpulan salah tentang gajah.[4]
Berkenaan dengan beberapa alasan, peneliti hanya menetapkan sebagian saja yang ingin dijelaskan, diramalkan, dan dikendalikan dari populasi yang disebut dengan sampel. Syarat yang paling penting untuk memperhatikan dalam mengambil sampel ada dua macam, yaitu jumlah sampel yang mencukupi dan profil sampel yang dipilih harus mewakili.
 
 B.     Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Secara skematis, teknik macam-macam sampling adalah sebagai berikut.
1.      Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
a.      Simpel Random Sampling
Dikatakan sampling (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

b.  Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jmlah pegawai yang lulus S1=45, S2=30, STM=800, ST=900, SMEA=400, SD=300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut.

















c.     Disproportionate Stratified Random Sampel
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan S2 itu diambil semua sebagai sampel. Karena dua kelompok tersebut terlalu kecil dibandingkan dengan tuga kelompok lainnya.
d.      Cluster Sampling (area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu Negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan produk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.[5]



2.      Nonprobability Sampling
a.      Teknik Penarikan Sampel Aksidental
Teknik penarikan sampel aksidental ini didasarkan pada kemudahan (convenience). Sampel dapat terpilih karena berada pda waktu, situasi, dan tempet yang tepat. Misalnya, jika ingin meneliti tantang bagaimana pendapat penonton tentang sebuah film, maka kita tidak boleh memiliki asumsi semua orang sudah menonton film ini. Akan tetapi, yang dapat memberikan pendapat adalah mereka yang telah menonton film tersebut, sehingga cara yang paling mudah adalah menemui para penonton film tersebut di depan pintu bioskop yang memutar film tersebut.
b.      Teknik penarikan sampel proporsif
Teknik penarikan sampel proporsif ini disebut juga judgmental sampling yang digunakan dengan memberikan kriteria khusus terhadap sampel, terutama orang-orang yang dianggap ahli. Misalnya, jika kita ingin mengetahui bagaimana sebaiknya membuat iklan yang baik, tentu saja kita harus memilih mereka yang memang memahami atau berasal dari orang-orang periklanan atau mereka yang bergerak di bidang pemasaran.
c.       Teknik penarikan sampel kuota
Teknik penerikan sampel kuota (quota sampling) merupakan teknik penarikan sampel yang sejenis dengan teknik penarikan sampel stratifikasi. Perbedaannya adalah ketika menarik anggota sampel dari masing-masing lapisan, kita tidak menggunakan cara acak, tetapi menggunakan cara kemudahan (accidental).
Misalnya, untuk mendapatkan 20 orang yang tinggal di Depok, kita tidak harus mencari-cari responden dengan sulit. Cukup kita kenal seseorang mahasiswa yang tinggal di Depok dan kemudian memintanya mewawancarai tetangganya (yang tinggal di Depok).
d.      Teknik penarikan sampel bola salju
Teknik penarikan sampel bola salju (snowball sampling) degunakan jika peneliti tidak memiliki informasi tentang anggota populasi. Peneliti hanya memiliki satu nama populasi. Dari nama ini peneliti akan memperoleh nama-nama lainnya. Teknik ini biasanya digunakan jika kita meneliti kasus yang sensitive atau rahasia. Misalnya tentang jaringan peredaran narkoba.[6]

C.    Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah ukuran sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampl mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Roscoe dalam buku Research Methods For Business memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini:
1.      Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
2.      Bila sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
3.      Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabelyang diteliti.
4.      Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok control, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 s/d 20

Syarat menentukan ukuran sampel:
1) Ukuran Populasi(N) diketahui.
2) Pilih taraf signifikansi α yang diinginkan
Ada tiga metode praktis, yaitu:
1) Tabel Kretjie
2) Nomogram Harry King (lihat Sugiyono, 2007)
3) Rumus Slovin
Rumus Solvin
Rumus Slovin untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N) pada taraf signifikansi α adalah:
n =          N
           1+ Nα2
Contoh:
Berapa ukuran sampel minimum yang harus diambil dari populasi yang berukuran
a.        1000 dengan taraf signifikansi α = 0,05
b.      45.250 dengan taraf signifikansi α = 0,01
Jawab :
a.       n =          N         =            1000                    =      285,7143 =  286
           1+ Nα2              1+ 1000 (0,05)2
b.      n =          N         =            45.250                   =    8190,045 =  8191
           1+ Nα2            1+ 45.250 (0,01)2

Contoh menentukan ukuran sampel
Jika dari populasi berukuran N = 1000 diketahui bahwa 25 % berpendidikan SLTA, 15 % berpendidikan Diploma. 40 % berpendidikan S1, dan 20 % berpendidikan S2 dan S3 akan diambil sampel menggunakan rumus Slovin pada taraf signifikansi α = 0,05 maka secara proporsional, ukuran sampel untuk masing-masing tingkat pendidikan adalah sebagai berikut:




Ukuran Sampel
Pendidikan
Persentase
Solvin
Pembulatan
SLTA
25
25% x 286 = 71.50
72
Diploma
15
15% x 286 = 42.90
43
S1
40
40% x 286 = 114.40
114
S2 dan S3
20
20% x 286 = 57.20
57
Jumlah
100
Jumlah
286

IV.             KESIMPULAN
Populasi menurut Babbie (1983) tidak lain adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi target hasil penelitian. Jadi, populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling.

V.                PENUTUP
Demikian makalah ini penulis susun. Penulis berharap kepada pembaca untuk meberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya, juga para pembaca pada umumnya.


[1] Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, ( Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 109
[2] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm.53
[3] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 117
[4] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 118
[5] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm.119-122.
[6] Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 135-136.